menu1

Minggu, 03 April 2016

PERSAWAHAN DUSUN WAGE TAHUN 2020



TAHUN 2020 PERSAWAHAN DUSUN WAGE MENJADI JARINGAN KABEL

K
 emajuan teknologi yang pesat, membawa dampak yang baik bagi petani desa Puuwosari kecamatan Kwadungan tepatnya di dusun Wage. Hampir 40% pemilik sawah di dusun ini mengairi sawahnya menggunakan    pompa air bertenaga listrik. Terlihat ada 29 titik speedometer yang telah terpasang  dengan sambungan-sambungan kabel yang tidak beraturan sehingga terlihat seperti jaringan kabel. Nampaknya kesempatan yang diberikan oleh pemerintah dalam hal ini adalah PLN yang memberi kemudahan untuk mendapatkan jatah listrik tidak disia-siakan oleh  petani dusun wage.
Desa Purwosari kecamatan Kwadungan tepatnya di dusun Wage secara geografis terletak di Ngawi bagian Timur sebagian besar warganya adalah petani. Hal ini disebabkan memang struktur tanahnya tergolong tanah yang subur dan sangat cocok ditanami padi. Luas tanah yang digunakan untuk lahan pertanian kurang lebih 74 Ha. Menurut sumber sebelum tahun 1978 para petani dalam mengairi sawahnya hanya mengandalkan air hujan dan dalam satu tahun hanya dapat panen 2 (dua) kali yaitu pada saat musim penghujan ditanami padi, sedang pada saat kemarau  ditanami  kedelai, jagung dan tanaman lain yang sifatnya tidak banyak membutuhkan air. Setelah masarakat mengenal teknologi pompa air maka dalam 1 tahun bisa panen 3 kali.
Pak Pamujiono adalah salah satu dari petani yang mengairi sawahnya menggunakan pompa Diesel telah beralih ke pompa air bertenaga Listrik berhasil kami wawancarai, beliau mengungkapkan dengan bahasa jawa “yo luweh untung nganggo sanyo tinimbang disel (sanyo adalah penyebutan pompa air listrik), nek nganggo sanyo ragate banyu per hectare  mung Rp432.000,- nggo tuku pulsa, la nek nganggo disel aku entek solar 120 liter x Rp 7.000,- = Rp850.000,-..... adoh mas! “ begitu katanya.
Kemudian kami juga mewancarai salah satu petani yang masih menggunakan disel pak Somo Dikin namanya, ternyata dia juga ingin beralih ke sanyo, begitu pula bagi yang belum memiliki poampa air juga berencana untuk membeli sanyo. Melihat dari glagatnya, semua petani di dusun ini akan menggunakan pompa air yang menggunakan listrik.
Dilain sisi kalau dilihat dari perkabelanya yang hanya di kaitkan pada bambu yang tingginya kurang standar, dan pengaturan jalurnya malang melintang, maka penggunaan listrik di persawahan justru akan membahayakan keselamatan bagi petani itu sendiri. Bisa dibayangkan sekarang tahun 2015 di persawahan dusun ini sudah terlihat jaringan kabel listrik yang lalulalang. Kalau kondisi seperti ini dibiarkan terus menerus, maka tak dapat di elakkan lagi tahun 2020 pastilah di atas tanah persawahandusun ini  akan menjadi padat jaringan kabel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1. Berikan komentar di sini
2. Tetapi Komentar tentang Postingan kami, Bukan Iklan.
3. Jika terdapat iklan terpaksa kami hapus

.